1. Menurut Ria Dewi Irawan
Down syndrome merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang dikarenakan kelainan kromosom. John longdon adalah seorang dokter dari Inggris yang pertama kali menggambarkan kumpulan gejala dari down syndrome pada tahun 1866. Down syndrome sendiri diambil dari nama penemunya yaitu Dr. John Lengdon Down.[1]
2. Menurut Mangunsong
Down syndrome adalah mereka yang
memiliki kelainan badaniah yang sama dan penampilan wajah yang mirip satu
dengan lainnya. Wajah mereka lebih rata dari anak-anak normal dan mata mereka
sipit seperti anak mongol (orang mongolia).[2]
Down syndrome (mongoloid) adalah suatu kondisi dimana materi
genetik tambahan menyebabkan keterlambatan perkembangan anak dan kadang mengacu
pada retardasi mental. Anak down sndrome memiliki kelainan pada kromosom nomor
21 yang tidak terdiri dari 2 kromosom sebagaimana mestinya, melaikan 3 kromosom
( trisomi 21) sehingga informasi genetika menjadi terganggu dan anak juga mengalami
penyimpangan fisik.[3]
3. Menurut Kartiini Kartono dan Gulo Dali
Down syndrome adalah
suatu kondisi abnormal pada diri manusia yang ditandai oleh berbagai
abnormalitas fisik, termasuk keterbelakangan mental yang berat; disebabkan oleh
munculnya satu kromosom ekstra dari kedua puluh satu pasang kromosomnya. Down
syndrome dinamakan juga dengan mongolism.[4]
4. Menurut Bandi Delphi
Down syndrome termasuk ke dalam tunagrahita tingkat sedang dan berat. Tipe klinis yang khusus dapat terlihat dari bentuk raut muka, badan dan karakteristik syndrome.[5] Tunagrahita kelompok down syndrome mempunyai kelainan-kelainan yakni kecacatan pada bentuk hati, ketidak normalan pada paru-paru, gejala leukemia, infeksi pada mata dan telinga, kegemukan, masalah yang berkaitan dengan kulit (kasar, kering, dan terkena infeksi), mempunyai masalah pada gigi dan gusi, serta mempunyai hendaya pendengaran.
[1] Ria
Dewi Irawan, Terapi Okupasi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (Down syndrome),
(Universitas Negeri Semarang, 2016), h.33.
[2] Frieda
Mangunsong, Psikologi Dan Pendidikan Anak Luar Biasa, (Jakarta: Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran Dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI, 1998),
h.119
[3] Hajar
Nur Rahmah, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Down syndrome, (Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2014), h.5.
[4] Kartini
Kartono Dan Gulo Dali, Kamus Psikologi, (Bandung: Pionir Jaya, 1987), h.131.
[5] Bandi
Delphie, Bimbingan Konseling Untuk Perilaku Non-Adaptif, (Bandung: Bani
Quraisy, 2005), h.30.
0 Comments
Posting Komentar
Komentar dengan baik atau sopan ya guys! Anda sopan Kami segan :)